Header Ads

Himpaudi Jayaa

Banyuwangi Jadi Pilot Project PAUD di Indonesia



BANYUWANGI – Komitmen Banyuwangi yang teguh dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dari usia dini membuat pemerintah pusat bangga. Sebagai bentuknya, Banyuwangi dijadikan daerah pilot project dari lima kabupaten di Indonesia untuk sosialisasi program wajib Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) satu tahun sebelum prasekolah.

Sosialisasi program PAUD di Banyuwangi digelar di pendopo kabupaten,27 – 28 Mei 2016 dengan menghadirkan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI),Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTKI) kabupaten Banyuwangi dan pihak terkait.Sosialisasi ini disampaikan Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan PAUD, Dirjen Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Enah Suminah.

Dalam pembagian kerja sama ini, menurut UU No. 23 Tahun 2014 Pasal 12 menyangkut kewenangan wajib yang berkaitan dengan layanan dasar – Pendidikan, daerah bisa melakukan manajemen (pengelolaan PAUD) dan kurikulum muatan lokal dengan pendidik dari daerah. Sedangkan pusat, memberikan manajemen, kurikulum dan akreditasi.

Banyaknya lembaga PAUD di Banyuwangi ini, menunjukkan pemerintah Banyuwangi konsisten dalam meningkatkan SDM sejak usia dini.

Untuk memaksimalkan tercapainya program ini dengan mengalokasikan anggaran Rp 24,7 miliar di tahun 2016. Anggaran sebesar itu merupakan suport dari pemerintah pusat Rp 17,16 miliar dan APBD sendiri sebesar Rp 7,8 miliar.

“Jumlah APBD ini meningkat dari tahun lalu yang hanya Rp 6 miliar. Melihat kesungguhan Banyuwangi meningkatkan kualitas pendidikan usia dini, pusat langsung merespon dan memberikan support dana yang sangat besar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono.

Untuk biaya operasional anak-anak PAUD masing-masing anak dijatah Rp 50 ribu/anak. Total satu tahun anak-anak mendapat bantuan Rp 600 ribu/ anak. Bantuan ini pemenuhan pembelian alat tulis, kertas lipat, buku bergambar, crayon, alat peraga edukatif (APE) dan pemberian makanan tambahan anak saat di sekolah. Dana itu juga untuk memberikan uang tarnsport bagi guru-guru PAUD.

Selain sosialisasi pemerintah pusat pun menambah bantuan anggaran pengembangan PAUD di Banyuwangi. Dari yang semula Rp 17,16 miliar, ditambah lagi Rp 400 juta untuk pengembangan PAUD di Banyuwangi. Bantuan ini terinci, untuk tambahan rehab Rp 100 juta, makanan sehat untuk 10 lembaga PAUD dan operasional gugus, sarana belajar serta untuk biaya operasional untuk 50 anak PAUD.

Program PAUD ini oleh pemerintah Banyuwangi juga dibarengi dengan program peningkatan kualitas SDM dari usia 0 bulan. Adalah program kursus pranikah bagi kaum perempuan yang akan menikah. Sosialisasi bagi ibu-ibu hamil juga sosialisasi kepada ibu-ibu tentang ilmu parenting (ilmu tentang pengasuhan dan pendidikan anak), pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD). “Ilmu Parenting dinilai penting karena ada interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak, mulai memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak. Modul parenting-nya disiapkan oleh Dinas Pendidikan,” terang Sulih.

Dalam melaksanakan program ini, pemerintah akan melibatkan instrumen perangkat desa untuk pelayanan Posyandu, Puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama.

Hasilnya tidak kelihatan langsung. Ini adalah investasi jangka panjang. Wajah Banyuwangi masa depan, 30 tahun lagi, ditentukan oleh anak-anak ini, karena itu kami ingin golden period anak ini bisa dioptimalkan.

Sumber: Humas Banyuwangi

No comments